Minggu, 20 Mei 2012


Hadiri & Ikuti


Ruqyah Syar’iyyah
Dengan Metode Dzikir

Terapi Jasmani dan Ruhani Berdasarkan 
Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi SAW

Dipimpin Oleh :
KH. Roikhan Zainal Arifin Al Makky
KH. DR. Muhammad Roy, MA

Hari / Tgl : Sabtu, 26 Mei 2012
Pukul : 20.00 WIB 
Tempat : Ponpes Salafiyah Sabiilul Muttaqiin
Sanggrahan Maguwoharjo Depok Sleman


Yogyakarta, 20 Mei 2012
Ponpes Salafiyah Sabiilul Muttaqiin


ttd Panitia

Jadwal Rutin Ruqyah setiap 4 bulan sekali. Bila sewaktu-waktu ada yang menginginkan, akan dilaksanakan secara spontan.
Bagi yang akan mengikuti kegiatan Ruqyah bisa menghubungi Pengurus Pesantren

=============================================


Apa itu Ruqyah ?



Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi  Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung maka ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.

Allah berfirman, (Qs. Fushilat: 44)
 ‘AlQur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang orang yang beriman.’”
Dan di surah Al Isra’ 82,
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang orang yang beriman.”
Dan di surat Yunus ayat 57,
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit penyakit  (yang berada) didalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Yunus: 57)

Doa dan dzikir yang dilaksanakan seharusnya adalah doa dan dzikir yang ada tuntunannya dari Rasulullah. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dzikir yang paling baik dan paling bermanfaat adalah doa dan dzikir yang diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dilaksanakan dengan konsisten dari doa dan dzikir yang dicontohkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta orang yang melakukannya memahami makna dan maksud yang terkandung didalamnya.”
Seorang muslim seharusnya menjaga diri semaksimal mungkin dengan hal hal yang telah disyari’atkan Allah Ta’ala yaitu menjaga AllahTa’ala dengan benar benar mengikhlaskan diri dalam mentauhidkan-Nya, senantiasa bertaqwa, senantiasa berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjauhi bid’ah dan menyelisihi pada pengikut hawa nafsu.
Ruqyah adalah sebuah terapi dengan membacakan jampi-jampi. Sedangkan Ruqyah Syar’iyah yaitu sebuah terapi syar’i dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan do’a-do’a perlindungan yang bersumber dari sunnah Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah syar’iyah dilakukan oleh seorang muslim, baik untuk tujuan penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau orang lain, dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin (al-ain) kesurupan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, dan berbagai penyakit fisik dan hati. Ruqyah juga bertujuan untuk melakukan terapi pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut.

Praktek Ruqyah
Secara umum ruqyah terbagi menjadi dua, ruqyah sesuai dengan nilai-nilai Syariah dan ruqyah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Syariah.
Adapaun ruqyah sesuai Syari’ah harus sesuai dengan dhawabit syari’ah, yaitu:
1.   Bacaan ruqyah berupa ayat-ayat al-Qur'an dan do’a atau wirid dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
2.   Do'a yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
3.   Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
4.   Tidak isti'anah (minta tolong) kepada jin (atau yang lainnya selain Allah).
5.   Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
6.   Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syari'ah, khususnya dalam penanganan pasien lawan jenis.
7.   Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.

Para ulama sepakat membolehkan mengambil upah dari mengobati dengan cara ruqyah syar’iyah. Bahkan dalam hadits terkenal tentang para sahabat yang meruqyah kepala suku yang terkena bisa ular, Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “ Saya tidak bersedia meruqyah sampai kalian memberiku upah”. Sehingga dalam kitab shahih Al-Bukhari, salah satunya memasukkan hadits ini dalam bab al-ijarah.
Kita yg dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan Islam namun banyak sekali yg tidak mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW… bahkan malah marak yang mengaku sebagai nabi baru  (naujubillah) ..
Dari pengakuan dan penelitian para tokoh dan professor di atas hendaknya kita mampu mengambil hikmahnya bahwa kita sebagai umat islam harus bangga dan bersyukur bahwa kita termasuk dalam umat nabi Muhammad SAW yg membawa ajaran dan tauladan yg baik bagi kehidupan di dunia sehingga kita bisa mendapat surga Allah di akhirat kelak dengan amal ibadah seperti yang nabi kita ajarkan..
Insya Allah kita akan bersama-sama di belakang beliau dipadang  mashar  sebagai hambanya yang takwa (di akhirat kelak)  AMMIN..



Ruqyah Syar’iyyah

Orang yang merenungkan sunatullah tentu akan mengetahui bahwa merupakan salah satu sunnah-Nya yang bersifat kauniyah qadariyah.

All berfirman:
“sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.  Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  " (QS.  AI-Baqarah: 155)

Adalah keliru orang yang beranggapan, bahwa hamba Allah yang shaleh paling jauh dari cobaan, akan tetapi cobaan merupakan tanda keiiqanan.  Nabi Muhammad SAW. pernah ditanya, "Siapakah dari golongan manusia yang paling berat cobaannya?  Nabi meniawab: "Para nabi,' kemudian orang shaleh, kemudian orang yang terbaik terus orang yang terbaik daripada manusia.  Seseorang diberi cobaan sesuai dengan agamanya, jika agamanya kuat, maka cobaannya pun akan lebih berat, dan jika agamanya lemah, maka akan diringankan cobaannya.  " (H.R Ibnu Majah)

Cobaan adalah salah satu tanda kecintaan Allah, kepada hamba-Nya.  Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya jika Allah mencintai suatukaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka.  " (HR.  Ahmad)

Cobaan merupakan salah satu tanda keinginan Allah akan kebaikan bagi hambaNya.  Rasulullah bersabda: "Jika Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah akan mempercepat hukuman baginya sewaktu di dunia.  Dan jika Allah menginginkan keburukan bagi hamba-Nya, maka Allah akan menangguhkan hukuman atas dosa-dosanya, hingga ia akan mendapatkan balasannya pada hari kiamat nanti.  " (HR.  At-Tirrnidzi)

Cobaan adalah tebusan dosa, meskipun bentuknxa kecil.  Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang muslim tertimpa kesakitan karena tusukan duri, atau yang lebih sakit darinya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosa dengannya, sebagaimana pohon mengugurkan daun-daunnya.  " (muttafaq Alaih)

Karena itu, seorang muslim yang tertimpa cobaan, jika ia seorang yang shaleh, maka cobaan itu akan menghapus kesalahan-kesalahan yang telah Ialu, atau mengangkat derajatnya.  Dan jika ia seorang pelaku maksiat, maka cobaan itu akan menghapuskan dosa-dosanya, dan sebagai peringatan akan bahaya dosa-dosa itu, tersebut dalam firman Allah : "Telah nampak kerusakan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.  " (Q.S Ar-Ruum: 41)

Cobaan itu ada beberapa macam:
1)   Cobaan dalam bentuk kebaikan, seperti harta yang bertambah.
2)   Cobaan dengan keburukan, seperti rasa takut, lapar, harta berkurang.

Allah  berfirman: "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).  " (AI-Anbiya': 35).

Begitu juga cobaan dengan sakit dan kematian, yang penyebab terbesar dari keduanya adalah ain (pandangan mata) dan sihir yang timbul karena sikap dengki.

Rasulullah bersabda: "Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha Allah dan qadar-Nya adalah disebabkan oleh 'aln.  " (H.R Ath-Thayalisi)
Pencegahan Agar Tidak Terkena Pengaruh 'ain dan Sihir: Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.  Maka hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk itu.  Di antara yang terpenting adalah:
1)   Menguatkan jiwa dengan tauhid, dan beriman bahwa pengatur alam semesta ini adalah Allah dengan disertai memperbanyak amal-amal kebajikan.
2)   Berbaik sangka kepada Allah tk- dan bertawakal kepada-Nya, tidak -inengira-ngira adanya penyakit dan 'ain karena alasan apapun, sebab mengira-ngira itu sendiri merupakan penyakit'
      Jika seseorang dikenal bahwa ia adalah seorang pelaku 'ain atau penyihir, maka hendaknya menj'auhinya; sebagai upaya antisipasi, bukan karena takut.
3)   Berdzikir kepada Allah dan tabrik (mengucapkan selamat) atas berkahN,ya ketika melihat sesuatu yang menakjubkannya.
      Rasulullah bersabda: "Jika salah seorang dari kamu melihat dari dirinya, hartanya, atau saudaranya sesuatu yang menyenangkannya, maka hendaknya ia mengucapkan selamat atas keberkahan, sesungguhnya ain itu benar adanya.  " (HR.  Hakim)
4)   Tabrik adalah ucapan: Barakallahu laka (semoga Allah memberkatimu), bukan ucapan Tabarakallahu (Maha Suci Allah).
5)   Di antara cara pencegahan dari slhlr adalah memakan tujuh biji kurma 'Ajwah dari kota AI-Madinah AI-Nabawiyah.
6)   Bersandar kepada Allah.," bertawakal, berbaik sangka, dan memohon perlindungan kepada-Nya dari 'ain dan sihir, serta rutin menjaga bacaan-bacaan dzlkir dan do'a pagi maupun sore setiap hari. 

Bacaan dzikir ini mempunyal pengaruh menambah dan mengurangi dengan idzin Allah dengan dua hal:
a)   Beriman bahwa apa yang ada pada bacaan-bacaan dzikir adalah hak dan benar, dan bermanfaat dengan lzin Allah.
b)   Lisa.nnya mengucapkan bacaan-bacaan dzikir, kedua telinganya mendengarkan dan hatinya hadir, karena bacaan-bacaan dzikir ini adalah do'a, dan do'a dari hati yang Ialai dan lengah tidak akan dikabulkan.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang shahih dari Rasulullah t Waktu Berdzikir dan Berdo'a Bacaan-bacaan dzikir pagi dibaca setelah shalat Subuh, dan bacaan-bacaan dzikir sore dibaca setelah shalat Ashar.  Jika seorang muslim lupa membaca dzikir-dzlklr tersebut, hendaknya ia membacanya di saat ingat.

Tanda-tanda Terkena 'ain atau yang Lainnya Tidak ada pertentangan antara ilmu kedokteran dengan ruqyah syar'iyyah; karena di dalam AI-Qur'an terdapat penyembuhan untuk penyakit j asmani dan penyakit rohani.  Jika seseorang sehat dari penyakit jasmani, maka gejalanya secara umum adalah: pusing yang berpindahpindah, wajah pucat, banyak keluar keringat dan sering kencing, tidak nafsu makan, kesemutan, kepanasan atau kedinginan pada bagian ujung tubuh, detak jantung tidak
teratur, rasa sakit yang selalu berpindah-pindah pada bagian bawah pun bahu, merasa sedih dan tertekan, susah tidur di malam hari, emosi yang seperti rasa takut dan marah yang tidak wajar, sering besendawa dan menarik nafas panjang, suka menyendiri, kurang bersemangat dan malas, suka tidur, dan masalahmasalah kesehatan lain yang sebabnya bukan karena faktor medis.  Adanya tanda-tanda ini atau sebagian daripadanya tergantung pada kuat dan lemahnya penyakit.  Seorang hendaknya kuat iman dan k-uat hati, tidak mudah dirasuki perasaan was-was, sehingga tidak berprasangka dirinya terkena suatu penyakit hanya karena merasakan salah satu tanda-tanda tersebut; sebab prasangka merupaklan penyakit yang paling sulit untuk diobati.  Kadang-kadang beberapa tanda itu terdapat pada sebagian orang namun mereka sehat-sehat saja, atau penyebabnya adalah penyakitjasmani, atau bisa juga disebabkan karena iman yang lemah, seperti: merasa tertekan, merasa sedih, sulitnya rezeki, sedih, tidak bergairah dan sebagainya.  Kalau sudah demikian, ia harus mengintrospeksi kembali hubungannya dengan Allah

Apabila penyakit itu disebabkan karena 'ain,' maka dengan izin Allah pengobatannya dengan salah satu cara berikut:
1)   Jika pelaku 'ain diketahui, anda meminta dia untuk mandi, kemudian mengambil air atau bekasnya
2)   Selanjutnya gunakan air tersebut untuk mandi dan diminum.
3)   Jika pelakunya tidak diketahui, maka penyembuhannya dengan ruqyah, do'a dan hijamah (bekam) Jika penyakit itu karena sihir, maka pengobatannya dengan izin Allah dengan salah satu cara berikut :
a.   Harus mengetahui tempat sihir, 'ika ditemukan, simpul sihirnya dibuka sambil dibacakan Al-Muwwidzatain (surat AIFalaq dan An-Nas) Ialu membakamya.
b.   Ruqyah syar'iyah dengan ayat-ayat AIQur'an, teirutama dengan Al-Muawwidzatain (Surat AI-Falaq dan An-Nas) dan surat AI-Baqarah, 'uga dengan do'a-do'a (akan dijelaskan)
c.   Nusyrah (pengobatan sihir), ada dua macam:
a)   Diharamkan, yaitu mengobati sihir dengan sihir, dan pergi ke tukang sihir untuk menghilangkan pengaruh sihir.
b)   Dibolehkan, di antaranya: dengan mengambil tujuh daun bidara dan menumbuknya di antara dua batu, kemudian dibacakan kepadanya surat AI-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan AnNas, masing-masing tiga kali; Ialu menaruh daun yang sudah ditumbuk tersebut ke dalam air, kemudian digunakan untuk minum dan mandi.  Hal ini hendaknya dilakukan berulang-ulang sampai sembuh, insya Allah.  Diriwayatkan olch Abdul Razzaq dalam Mushannaf nya
4)   Mengeluarkan sihir, dengan cara mengeluarkan apa yang ada dalam perut dengan menggunakan obat pencair, jika sihir ada di perut, dan dengan hijamah (bekam)l, jika sihir ada pada bagian yang lainnya.

Syarat-syarat ruqyah:
a)   Dilakukan dengan membaca AI-Qur'an dan doa-doa yang ada tuntunannya.
b)   Menggunakan bahasa Arab.  Juga dibolehkan berdoa dengan selain Bahasa Arab
c)   Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi kesembuhan itu datangnya dari Allah.&."Agar ruqyah lebih berpengaruh, selayaknya membaca AI-Qur'an dengan niat mendapatkan kesembuhan dan hidayah 2 bagi manusia dan jin.  Karena AI-Qur'an itu diturunkan sebagai hidayah (petunjuk) dan syifa' (obat).  Dan tidak membacanya dengan tujuan membunuh jin kecuali di saat sulit keluamya dengan bacaan tadi.

Syarat-syarat orang yang meruqyah:
a)   Sebaiknya peruqyah adalah seorang muslim, shaleh dan bertakwa.  Semakin tinggi tingkat ketakwaan seorang peruqyah, maka semakin kuat pengaruh ruqyahnya.
b)   Di saat meruqyah, hendaknya bertawajjuh (menghadapkan diri) kepada Allah  dengan sungguh-sungguh, sehingga hati dan lisannya menyatu.  Yang lebih utama seseorang meruqyah dirinya sendiri; karena biasanya orang lain hatinya sibuk sendiri, dan juga karena tidak ada yang bisa merasakan kesusahan dan kebutuhan selain dirinya sendirl, dan Allah telah berjanji untuk mengabulkan do'a orang yang yang sedang dalam kesusahan.

Syarat-syarat orang yang diruqyah:
a)   Lebih diutamakan seorang mukmin yang shaleh, karena pengaruh ruqyah sesuai denran kadar keimanan orang yang diruqyah. "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.  " (Qs.  A]-israa': 82)
b)   Bertawajjuh (menghadapkan diri) kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar Dia memberikan kesembuhan kepadanya.
c)   Tidak menganggap kesembuhannya datang terlambat; karena ruqyah adalah do'a.  Dan jika sescorang tergesa-gesa untuk dikabulkan do'anya, bisa jadi malah tidak dikabulkan.

Rasulullah  bersabda:
"Dikabulkan (doa) salah seorang dari kamu, selama ia tidak tergesa-gesa, ia berkata, "Saya sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan. (Muttafaq'Alaihi)

Cara meruqyah:
a)   Membaca ruqyah dengan meniupkan sedikit air ludah.
b)   Membaca ruqyah dengan tidak merupkan air ludah.
c)   Mengambil sedikit air ludah dengan ujung jarinya dan mencampumya dengan debu kemudian mengusapkannya kepada bagian yang sakit.
d)   Membaca ruqyah dengan mengusap bagian yang sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar