Hadiri & Ikuti
Ruqyah Syar’iyyah
Dengan Metode Dzikir
Terapi Jasmani dan Ruhani Berdasarkan
Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi SAW
Dipimpin Oleh :
KH. Roikhan Zainal Arifin Al Makky
KH. DR. Muhammad Roy, MA
Hari / Tgl : Sabtu, 26 Mei 2012
Pukul : 20.00 WIB
Tempat : Ponpes Salafiyah Sabiilul Muttaqiin
Sanggrahan Maguwoharjo Depok Sleman
Yogyakarta, 20 Mei 2012
Ponpes Salafiyah Sabiilul Muttaqiin
ttd Panitia
Jadwal Rutin Ruqyah setiap 4 bulan sekali. Bila sewaktu-waktu ada yang menginginkan, akan dilaksanakan secara spontan.
Bagi yang akan mengikuti kegiatan Ruqyah bisa menghubungi Pengurus Pesantren
=============================================
Jadwal Rutin Ruqyah setiap 4 bulan sekali. Bila sewaktu-waktu ada yang menginginkan, akan dilaksanakan secara spontan.
Bagi yang akan mengikuti kegiatan Ruqyah bisa menghubungi Pengurus Pesantren
=============================================
Apa itu Ruqyah ?
Ruqyah (dengan
huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan
riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh
para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan
ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak
diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam berupa ruqyah merupakan
penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati
dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu
mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu
turun ke gunung maka ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati
maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Allah berfirman, (Qs. Fushilat: 44)
‘AlQur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang orang yang beriman.’”
Dan di surah Al Isra’ 82,
“Dan Kami turunkan dari
Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang orang yang beriman.”
Dan di surat Yunus ayat 57,
“Hai sekalian manusia,
sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan
penyembuh bagi penyakit penyakit (yang
berada) didalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(Qs. Yunus: 57)
Doa dan dzikir yang dilaksanakan seharusnya adalah
doa dan dzikir yang ada tuntunannya dari Rasulullah. Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata, “Dzikir yang paling baik dan paling bermanfaat adalah doa
dan dzikir yang diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dilaksanakan
dengan konsisten dari doa dan dzikir yang dicontohkan dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam serta orang yang melakukannya memahami makna dan
maksud yang terkandung didalamnya.”
Seorang muslim seharusnya menjaga diri semaksimal
mungkin dengan hal hal yang telah disyari’atkan Allah Ta’ala yaitu menjaga
AllahTa’ala dengan benar benar mengikhlaskan diri dalam mentauhidkan-Nya,
senantiasa bertaqwa, senantiasa berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjauhi bid’ah dan menyelisihi pada pengikut
hawa nafsu.
Ruqyah adalah sebuah terapi dengan membacakan
jampi-jampi. Sedangkan Ruqyah Syar’iyah yaitu sebuah terapi syar’i dengan cara
membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan do’a-do’a perlindungan yang bersumber
dari sunnah Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah syar’iyah dilakukan oleh
seorang muslim, baik untuk tujuan penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau
orang lain, dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin (al-ain)
kesurupan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, dan berbagai penyakit fisik dan
hati. Ruqyah juga bertujuan untuk melakukan terapi pengobatan dan penyembuhan
bagi orang yang terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit
tersebut.
Praktek Ruqyah
Secara umum ruqyah terbagi menjadi dua, ruqyah sesuai dengan nilai-nilai
Syariah dan ruqyah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Syariah.
Adapaun ruqyah sesuai Syari’ah harus sesuai dengan dhawabit syari’ah,
yaitu:
1. Bacaan ruqyah berupa ayat-ayat al-Qur'an dan
do’a atau wirid dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
2. Do'a yang dibacakan jelas dan diketahui
maknanya.
3. Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh
dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
4. Tidak isti'anah (minta tolong) kepada jin
(atau yang lainnya selain Allah).
5. Tidak menggunakan benda-benda yang
menimbulkan syubhat dan syirik.
6. Cara pengobatan harus sesuai dengan
nilai-nilai Syari'ah, khususnya dalam penanganan pasien lawan jenis.
7. Orang yang melakukan terapi harus memiliki
kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.
Para ulama sepakat membolehkan mengambil upah dari
mengobati dengan cara ruqyah syar’iyah. Bahkan dalam hadits terkenal tentang
para sahabat yang meruqyah kepala suku yang terkena bisa ular, Abu Sa’id
Al-Khudri berkata, “ Saya tidak bersedia meruqyah sampai kalian memberiku
upah”. Sehingga dalam kitab shahih Al-Bukhari, salah satunya memasukkan hadits
ini dalam bab al-ijarah.
Kita yg dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan
Islam namun banyak sekali yg tidak mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW… bahkan
malah marak yang mengaku sebagai nabi baru
(naujubillah) ..
Dari pengakuan dan penelitian para tokoh dan
professor di atas hendaknya kita mampu mengambil hikmahnya bahwa kita sebagai
umat islam harus bangga dan bersyukur bahwa kita termasuk dalam umat nabi
Muhammad SAW yg membawa ajaran dan tauladan yg baik bagi kehidupan di dunia
sehingga kita bisa mendapat surga Allah di akhirat kelak dengan amal ibadah
seperti yang nabi kita ajarkan..
Insya Allah kita akan bersama-sama di belakang beliau dipadang mashar
sebagai hambanya yang takwa (di akhirat kelak) AMMIN..
Ruqyah
Syar’iyyah
Orang yang merenungkan sunatullah tentu akan mengetahui bahwa merupakan
salah satu sunnah-Nya yang bersifat kauniyah qadariyah.
All berfirman:
“sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.
" (QS. AI-Baqarah: 155)
Adalah keliru orang yang beranggapan, bahwa hamba Allah yang shaleh paling
jauh dari cobaan, akan tetapi cobaan merupakan tanda keiiqanan. Nabi Muhammad SAW. pernah ditanya,
"Siapakah dari golongan manusia yang paling berat cobaannya? Nabi meniawab: "Para nabi,' kemudian
orang shaleh, kemudian orang yang terbaik terus orang yang terbaik daripada
manusia. Seseorang diberi cobaan sesuai
dengan agamanya, jika agamanya kuat, maka cobaannya pun akan lebih berat, dan
jika agamanya lemah, maka akan diringankan cobaannya. " (H.R Ibnu Majah)
Cobaan adalah salah satu tanda kecintaan Allah, kepada hamba-Nya. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya jika
Allah mencintai suatukaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. " (HR.
Ahmad)
Cobaan merupakan salah satu tanda keinginan Allah akan kebaikan bagi
hambaNya. Rasulullah bersabda:
"Jika Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah akan
mempercepat hukuman baginya sewaktu di dunia.
Dan jika Allah menginginkan keburukan bagi hamba-Nya, maka Allah akan
menangguhkan hukuman atas dosa-dosanya, hingga ia akan mendapatkan balasannya
pada hari kiamat nanti. " (HR. At-Tirrnidzi)
Cobaan adalah tebusan dosa, meskipun bentuknxa kecil. Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang
muslim tertimpa kesakitan karena tusukan duri, atau yang lebih sakit darinya,
kecuali Allah akan menghapus dosa-dosa dengannya, sebagaimana pohon mengugurkan
daun-daunnya. " (muttafaq Alaih)
Karena itu, seorang muslim yang tertimpa cobaan, jika ia seorang yang
shaleh, maka cobaan itu akan menghapus kesalahan-kesalahan yang telah Ialu,
atau mengangkat derajatnya. Dan jika ia
seorang pelaku maksiat, maka cobaan itu akan menghapuskan dosa-dosanya, dan
sebagai peringatan akan bahaya dosa-dosa itu, tersebut dalam firman Allah :
"Telah nampak kerusakan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia. " (Q.S Ar-Ruum: 41)
Cobaan itu ada beberapa macam:
1) Cobaan
dalam bentuk kebaikan, seperti harta yang bertambah.
2) Cobaan
dengan keburukan, seperti rasa takut, lapar, harta berkurang.
Allah berfirman: "Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). " (AI-Anbiya': 35).
Begitu juga cobaan dengan sakit dan kematian, yang penyebab terbesar dari
keduanya adalah ain (pandangan mata) dan sihir yang timbul karena sikap dengki.
Rasulullah bersabda: "Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku
setelah qadha Allah dan qadar-Nya adalah disebabkan oleh 'aln. " (H.R Ath-Thayalisi)
Pencegahan Agar Tidak Terkena Pengaruh 'ain dan Sihir: Pencegahan lebih
baik daripada pengobatan. Maka hendaknya
kita bersungguh-sungguh untuk itu. Di
antara yang terpenting adalah:
1) Menguatkan jiwa dengan tauhid, dan beriman
bahwa pengatur alam semesta ini adalah Allah dengan disertai memperbanyak
amal-amal kebajikan.
2) Berbaik sangka kepada Allah tk- dan
bertawakal kepada-Nya, tidak -inengira-ngira adanya penyakit dan 'ain karena
alasan apapun, sebab mengira-ngira itu sendiri merupakan penyakit'
Jika seseorang dikenal bahwa ia adalah
seorang pelaku 'ain atau penyihir, maka hendaknya menj'auhinya; sebagai upaya
antisipasi, bukan karena takut.
3) Berdzikir kepada Allah dan tabrik
(mengucapkan selamat) atas berkahN,ya ketika melihat sesuatu yang
menakjubkannya.
Rasulullah bersabda: "Jika salah
seorang dari kamu melihat dari dirinya, hartanya, atau saudaranya sesuatu yang
menyenangkannya, maka hendaknya ia mengucapkan selamat atas keberkahan, sesungguhnya
ain itu benar adanya. " (HR. Hakim)
4) Tabrik adalah ucapan: Barakallahu laka
(semoga Allah memberkatimu), bukan ucapan Tabarakallahu (Maha Suci Allah).
5) Di antara cara pencegahan dari slhlr adalah
memakan tujuh biji kurma 'Ajwah dari kota AI-Madinah AI-Nabawiyah.
6) Bersandar kepada Allah.," bertawakal,
berbaik sangka, dan memohon perlindungan kepada-Nya dari 'ain dan sihir, serta
rutin menjaga bacaan-bacaan dzlkir dan do'a pagi maupun sore setiap hari.
Bacaan dzikir ini mempunyal pengaruh menambah dan mengurangi dengan idzin
Allah dengan dua hal:
a) Beriman bahwa apa yang ada pada bacaan-bacaan
dzikir adalah hak dan benar, dan bermanfaat dengan lzin Allah.
b) Lisa.nnya mengucapkan bacaan-bacaan dzikir,
kedua telinganya mendengarkan dan hatinya hadir, karena bacaan-bacaan dzikir
ini adalah do'a, dan do'a dari hati yang Ialai dan lengah tidak akan
dikabulkan.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang shahih dari Rasulullah t Waktu
Berdzikir dan Berdo'a Bacaan-bacaan dzikir pagi dibaca setelah shalat Subuh,
dan bacaan-bacaan dzikir sore dibaca setelah shalat Ashar. Jika seorang muslim lupa membaca
dzikir-dzlklr tersebut, hendaknya ia membacanya di saat ingat.
Tanda-tanda Terkena 'ain atau yang Lainnya Tidak
ada pertentangan antara ilmu kedokteran dengan ruqyah syar'iyyah; karena di
dalam AI-Qur'an terdapat penyembuhan untuk penyakit j asmani dan penyakit
rohani. Jika seseorang sehat dari
penyakit jasmani, maka gejalanya secara umum adalah: pusing yang
berpindahpindah, wajah pucat, banyak keluar keringat dan sering kencing, tidak
nafsu makan, kesemutan, kepanasan atau kedinginan pada bagian ujung tubuh,
detak jantung tidak
teratur, rasa sakit yang selalu berpindah-pindah
pada bagian bawah pun bahu, merasa sedih dan tertekan, susah tidur di malam
hari, emosi yang seperti rasa takut dan marah yang tidak wajar, sering
besendawa dan menarik nafas panjang, suka menyendiri, kurang bersemangat dan
malas, suka tidur, dan masalahmasalah kesehatan lain yang sebabnya bukan karena
faktor medis. Adanya tanda-tanda ini
atau sebagian daripadanya tergantung pada kuat dan lemahnya penyakit. Seorang hendaknya kuat iman dan k-uat hati,
tidak mudah dirasuki perasaan was-was, sehingga tidak berprasangka dirinya
terkena suatu penyakit hanya karena merasakan salah satu tanda-tanda tersebut;
sebab prasangka merupaklan penyakit yang paling sulit untuk diobati. Kadang-kadang beberapa tanda itu terdapat
pada sebagian orang namun mereka sehat-sehat saja, atau penyebabnya adalah penyakitjasmani,
atau bisa juga disebabkan karena iman yang lemah, seperti: merasa tertekan,
merasa sedih, sulitnya rezeki, sedih, tidak bergairah dan sebagainya. Kalau sudah demikian, ia harus
mengintrospeksi kembali hubungannya dengan Allah
Apabila penyakit itu disebabkan karena 'ain,' maka dengan izin Allah
pengobatannya dengan salah satu cara berikut:
1) Jika pelaku 'ain diketahui, anda meminta dia
untuk mandi, kemudian mengambil air atau bekasnya
2) Selanjutnya gunakan air tersebut untuk mandi
dan diminum.
3) Jika pelakunya tidak diketahui, maka
penyembuhannya dengan ruqyah, do'a dan hijamah (bekam) Jika penyakit itu karena
sihir, maka pengobatannya dengan izin Allah dengan salah satu cara berikut :
a. Harus mengetahui tempat sihir, 'ika
ditemukan, simpul sihirnya dibuka sambil dibacakan Al-Muwwidzatain (surat
AIFalaq dan An-Nas) Ialu membakamya.
b. Ruqyah syar'iyah dengan ayat-ayat AIQur'an,
teirutama dengan Al-Muawwidzatain (Surat AI-Falaq dan An-Nas) dan surat
AI-Baqarah, 'uga dengan do'a-do'a (akan dijelaskan)
c. Nusyrah (pengobatan sihir), ada dua macam:
a) Diharamkan, yaitu mengobati sihir dengan
sihir, dan pergi ke tukang sihir untuk menghilangkan pengaruh sihir.
b) Dibolehkan, di antaranya: dengan mengambil
tujuh daun bidara dan menumbuknya di antara dua batu, kemudian dibacakan
kepadanya surat AI-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan AnNas, masing-masing tiga
kali; Ialu menaruh daun yang sudah ditumbuk tersebut ke dalam air, kemudian
digunakan untuk minum dan mandi. Hal ini hendaknya dilakukan berulang-ulang
sampai sembuh, insya Allah. Diriwayatkan
olch Abdul Razzaq dalam Mushannaf nya
4) Mengeluarkan sihir, dengan cara mengeluarkan
apa yang ada dalam perut dengan menggunakan obat pencair, jika sihir ada di
perut, dan dengan hijamah (bekam)l, jika sihir ada pada bagian yang lainnya.
Syarat-syarat ruqyah:
a) Dilakukan dengan membaca AI-Qur'an dan
doa-doa yang ada tuntunannya.
b) Menggunakan bahasa Arab. Juga dibolehkan berdoa dengan selain Bahasa
Arab
c) Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh
dengan sendirinya, tetapi kesembuhan itu datangnya dari Allah.&."Agar
ruqyah lebih berpengaruh, selayaknya membaca AI-Qur'an dengan niat mendapatkan
kesembuhan dan hidayah 2 bagi manusia dan jin.
Karena AI-Qur'an itu diturunkan sebagai hidayah (petunjuk) dan syifa'
(obat). Dan tidak membacanya dengan
tujuan membunuh jin kecuali di saat sulit keluamya dengan bacaan tadi.
Syarat-syarat orang yang meruqyah:
a) Sebaiknya
peruqyah adalah seorang muslim, shaleh dan bertakwa. Semakin
tinggi tingkat ketakwaan seorang peruqyah, maka semakin kuat pengaruh
ruqyahnya.
b) Di saat meruqyah, hendaknya bertawajjuh
(menghadapkan diri) kepada Allah dengan
sungguh-sungguh, sehingga hati dan lisannya menyatu. Yang lebih utama seseorang meruqyah dirinya
sendiri; karena biasanya orang lain hatinya sibuk sendiri, dan juga karena
tidak ada yang bisa merasakan kesusahan dan kebutuhan selain dirinya sendirl,
dan Allah telah berjanji untuk mengabulkan do'a orang yang yang sedang dalam
kesusahan.
Syarat-syarat orang yang diruqyah:
a) Lebih diutamakan seorang mukmin yang shaleh,
karena pengaruh ruqyah sesuai denran kadar keimanan orang yang diruqyah.
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat
bagi orangorang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian. "
(Qs. A]-israa': 82)
b) Bertawajjuh (menghadapkan diri) kepada Allah
dengan sungguh-sungguh agar Dia memberikan kesembuhan kepadanya.
c) Tidak menganggap kesembuhannya datang
terlambat; karena ruqyah adalah do'a.
Dan jika sescorang tergesa-gesa untuk dikabulkan do'anya, bisa jadi
malah tidak dikabulkan.
Rasulullah bersabda:
"Dikabulkan (doa) salah seorang dari kamu, selama ia tidak
tergesa-gesa, ia berkata, "Saya sudah berdoa, tetapi belum juga
dikabulkan. (Muttafaq'Alaihi)
Cara meruqyah:
a) Membaca ruqyah dengan meniupkan sedikit air
ludah.
b) Membaca ruqyah dengan tidak merupkan air
ludah.
c) Mengambil sedikit air ludah dengan ujung
jarinya dan mencampumya dengan debu kemudian mengusapkannya kepada bagian yang
sakit.
d) Membaca
ruqyah dengan mengusap bagian yang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar